Monday, January 25, 2010

tho – alif – hamzah rumah ya’ - fa


Bayu menyejuk, dingin

menyapa kulit kemerahan,

sekujur manusia agung,

asbab alunan panas dan sejuknya udara,

membawa bersama misi kesejahteraan,

pembebasan menjelang kepada yang Esa,


menapak meredah badai hawa kehangatan,

pasir kering menggunung merentas bumi,

langit malam tanpa awan,

mencengkam hingga ke tulang,

lengkukan tapak memanjang,

berpuluh batu, sepuluh hari sepuluh malam,

dari bumi kelahiran Nabi Ismail,

mengarah ke tanah,

tho – alif – hamzah rumah ya’ - fa


Kota kelahiran manusia agung itu,

Seperti medan penjara dunia,

Jahiliah lebih rela bertapak,

Dari disucikan dan disejahterakan,

Atas dua kesedihan,

Tangan-tangan pemirah,

Melayang keras menghambur,

Risalah kenabian,

Berpaling wajah suci al-amin,

Memandang jauh bumi subur,

tho – alif – hamzah rumah ya’ – fa


Tahun kesepuluh kenabian itu,

langkahan al-amin bersaing,

langkahan ibn Harithah,

dari peti suara, gelombang kesejahteraan,

meniti dibibir, lembut beralun,

menjentik akal kabilah-kabilah yang berlalu,

Namun, hidayah itu milik Allah,


tho – alif – hamzah rumah ya’ - fa

ketahuilah, telah tiba kebenaran dari

lidah Rasul,

dengarkanlah, bersaksilah,

tetaplah teguh ucapan La ilahaillaLlah,

menyulam setiap detik masa,

berpaling dari al-lata besar tiada berdaya,

bongkak pembesar-pembesar,

berpaling dari seruan keimanan,

mengangkat harta dan kejahiliahan

menjadi keutamaan,

pergilah! pendusta!

Sungguh! Mereka telah melanggar batas!


Hujan batu bersama ejekan,

Menghambur hinaan bersama kutukan,

Sambil tangan-tangan manusia yang tidak mengerti,

Menebar pasir, melontar kerikil,

Mengguris, menghiris tubuh badan manusia suci itu,

Ibn Harithah ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang,

Menjadi benteng, menjadi pelindung,

Tidak sanggup melihat ayah angkatnya,

Menerima keadaan itu,


Namun, kerana dialah Nabi utusan Allah,

Sungguh lembut jiwanya,

Kesabaran menjadi pegangan,

Doa dipanjatkan kepada Tuhan,

”Engkaulah Tuhanku,

Kepada siapakah engkau mahu serahkan diriku?”


Dek kerana sayang akan umatnya,

Dinafikan permintaan malaikat,

Untuk menghancurkan jiwa-jiwa,

tho – alif – hamzah rumah ya’ - fa

dengan gunung.

Mereka itu tidak mengerti,

Jangan dibinasakan,

Suatu hari nanti akan lahir dari sulbi mereka,

Anak-anak yang menyembah Allah,

Keturunan yang mengesakan Allah,

Yang menafikan sekutu bagi Allah...

2 comments:

  1. THOIF, tempat Rasulullah S.A.W. dibaling batu sehingga menitiskan darah...antara kisah kesabaran dan pembawa amanah Tawhid paling agung tercatat dalam sirah Nabawiyah...

    well, nukilan yang indah...

    Tk.

    ReplyDelete
  2. THOIF, tempat darah suci Rasulullah S.A.W mengalir akibat kebutaan penduduknya kepada kebenaran yang dibawa Baginda...

    well, nukilan yang indah.

    tk

    ReplyDelete