Tuesday, December 30, 2008
Suarakan Untuk Mereka!
Hentikan! Hentikan! Hentikan! Segala perayaan dan sambutan tahun baru! Di saat bumi Palestine dibedil, masakan kita masih sanggup bersuka ria, bergelak ketawa mengakhiri tahun 2008 yang dengan kebiadaban Israel dan menyambut tahun 2009 dengan kebongkakan dan penghinaan Israel terhadap saudara kita! Lakukan sesuatu! Suarakan pendirian kita! Ini satu kebatilan! Bukan masa untuk bergembira bersulam kemaksiatan sambutan tahun baru.
Tidak ada maknanya tahun baru masihi andai kita masih kekal dengan sikap pentingkan diri. Kosongnya tahun baru masihi. Hadir muharram pembuka tahun hijrah yang penuh intipati sejarah yang harus dijadikan ibrar. Di saat seluruh dunia mengatakan yang haq itu batil, apakah kita sanggup bersabung, berpendirian mengangkat yang haq itu setingginya?
Sunday, December 21, 2008
Kenangan itu
Kenangan itu mengusik rindu,
menyentuh kalbu,
Lama bertapa tersulam padu,
Satu persatu, datang mengimbas ke silamku,
Susah senang sama bersatu,
kadang terselit selisih dan setuju,
kenangan itu,
Hakikatnya kenangan itu,
adalah masa dahulu,
pengalaman yang bertamu,
sebagai pengajaran untuk masa yang bakal dilalui,
aku dan kalian,
bagaikan setiap rumput yang tumbuh,
di atas tanah perang kehitaman,
akar kesatuan fikiran mencengkam bumi,
mengukuh sejahtera keimanan,
mendokong sesama dalam sengketa atau sekepala,
berpadu setiapnya menghijau bumi,
menyenangkan mata umat memandang,
aur yang setia pada tebing,
pada akhirnya unsur-unsur kenangan itu,
kini dan mendatang mungkin berbeda pada ruhnya,
mungkin mengepak terbang dari ingatan,
dalam udara yang setiap saat beredar dan beralih,
dalam aliran air yang lembut,
namun deras mengalir,
dalam ketuaan yang mengunjung,
yang amat pantas dalam rangkak kelalaian,
dalam perjuangan kelangsungan,
sabut belum tentu timbul,
batu tidak mesti tenggelam,
kenangan itu adalah sejarah,
tenggelam atau timbul,
menguatkan atau melemahkan,
berulang atau tidak,
dalam hidup yang berjalan,
mendekati penamatnya.
Keenakan kenangan akan hadir pada saat yang tidak disangka.
Ke mana pergi teman-temanku?
Ke mana pergi teman-temanku? Mereka ada, Cuma sering, jarang atau kadang-kadang bertemu. Mereka tetap ada di situ. Di tempat, kedudukan, keadaan dan kehidupan yang Tuhan tentukan. Mereka punya arah tuju. Masing-masing mengejar sesuatu. Ada yang bekerja, ada yang masih belajar, ada yang tidak diketahui berita, ada yang berada disisi. Ke mana pun perginya teman-teman jika tetap dan lekat di hati, kasih dan doa tidak akan berhenti dititip bibir.
Hakikat pertemuan dan perpisahan adalah sunnah Allah. Sebentar atau lama, bukan yang utama. Bersua muka pun sudah cukup gembira. Mencari keredaan Tuhan dalam landasan perjalanan yang dibina. Apa yang penting, sebagai seorang teman, jika berjauhan, doakan. Jika dekat bantukan. Tunaikan hak mereka bukan menuntut hak kita. Menghargai dengan sepenuhnya. Berpisah, terpisah atau bersama kita yang tentukan statusnya. Masa berlalu, keadaan berubah. Yang lama tetap ada, yang baru turut tiba. Sejati atas dasar keimanan. Sebati kerana kesatuan hati.
Amanah dicipta diri oleh Tuhan menjadi utama. Menuju destinasi melalui jalan lurus yang dipilih dari pelbagai pilihan. Meski wasilah berbeza, utamanya ialah tetap dengan pengakhiran kepada Tuhan yang Esa. Relakan mereka pergi menuju destinasi sendiri yang berpaksi Tuhan Rabbul Izzati.
Kehebatan alat komunikasi ciptaan Tuhan, walau tanpa bicara, hati mampu memahami dan mengerti.
Subscribe to:
Posts (Atom)